Thursday, 6 May 2010

Bank Dunia dan Perjuangan SMI Oleh: Brian A Prastyo

Berikut adalah pemikiran salah satu dosen FHUI, Brian Prastyo. Beliau berkata, siapa yang sependapat dengan beliau, harap menyebarkan. Jadi lah saya sebar di blog ini.
_________________________________
Selama bertahun-tahun bank dunia selalu memberikan hutang yg teramat besar padahal mereka tahu betapa korupnya pemerintah, dpr, dan peradilan kita. Kenapa? Karena mereka tau bhw untuk mengendalikan suatu negara, maka negara itu harus dibuat terus menerus tidak sanggup membayar hutangnya. Jadi kuncinya bukan besarnya jumlah hutang, tp bagaimana agar negara itu tidak punya kemampuan utk membayar hutang nya.

Sebagai negara yg kekayaan alamnya melimpah dan jumlah penduduk nya besar, maka kalau bangsa ini bebas dari korupsi, niscaya berapapun besarnya hutang kita ke bank dunia pasti akan terbayar.

Nah sumber penerimaan negara itu ada 2, yaitu pajak dan bukan pajak. Di bawah ibu itu, penerimaan pajak melonjak drastis krn perusahaan2 besar yg selama ini nyaman ngemplang pajak pada ditagih2in. Budaya internal kantor pajak pun perlahan berubah. Tentu saja belum semuanya bersih, karena maling2 di kantor pajak itu terlalu banyak. Tp ibu itu memberi contoh bagaimana menyikapi maling yg ketahuan; dia copot 10 atasan si maling itu. Silahkan anda bandingkan sikap dia itu dengan sikap pimpinan parpol, kepolisian, kejaksaan, mahkamah agung yg anggotanya ketauan maling atau terima suap.Kondisi ini sbnrnya membahayakan bank dunia. Karena jika internal pajak bersih, maka Indonesia akan punya cukup uang utk membayar hutangnya. Bisa saja jika ibu itu tetap disitu, pada akhir pemerintahan kabinet skrg, bangsa ini bebas dari hutang ke bank dunia.

Selain itu kondisi ini menyakitkan utk perusahaan2 besar yg menjadi kroni atau milik dari elit2 bank dunia yg selama ini tdk bayar pajak yg semestinya. Jelaslah bagi bank dunia, sri mulyani indrawati harus dikendalikan.Dan bank dunia punya 2 pilihan, mengendalikan ibu itu dg memberinya jabatan yg sangat prestisius (cara halus) atau membinasakan total karir dan kredibilitasnya, bahkan mungkin nyawanya kalo terpaksa (cara kasar). Dengan tidak adanya ibu itu di pos itu, bank dunia berharap program bersih2 di lingkungan departemen keuangan pun akan berhenti.

Jadi dg tidak adanya ibu itu, skenario bank dunia ke depan kira2 begini: bank dunia akan memberikan lagi dan lagi hutang2 teramat besar yg pasti akan dikorup disini. Dan mereka akan berusaha agar departemen keuangan khususnya ditjen pajak kembali korup seperti dulu. Jadi Indonesia punya hutang yg banyak dan gak punya duit untuk bayar. Itulah yg diinginkan bank dunia. Dengan cara itulah maka perusahaan2 besar kroni mereka akan aman dari tagihan2 pajak, mereka akan tetap leluasa mengontrol perekonomian kita, dan bangsa ini tetap jadi budak karena ketidakmampuannya membayar hutang.

Pada suatu titik secara terang2an bank dunia atau kroni2nya pasti akan meminta pemecahan Indonesia sebagai kompensasi untuk pengurangan atau penghapusan hutang.

Jadi...sadarlah sobat, ini bukan sekedar intrik elit dalam negeri. Saya pribadi percaya bahwa sri mulyani indrawati punya integritas dan kecintaan yang mendalam terhadap bangsa Indonesia. Dan mudah2an beliau sadar  hikmah di balik nama "teuku umar"; bahwa itu bukan sekedar nama jalan yg kebetulan menjadi terkenal dalam panggung politik Indonesia, tetapi sesungguhnya pesan agar beliau bisa meneladani perilaku dari pahlawan yg menyandang nama itu. Selamat berjuang ibu. Ingatlah, jangan pernah takut dan jangan pernah meminta pertolongan pada apapun dan siapapun kecuali pada Allah. Pahit yg ibu alami di dunia ini akan menjadi manis kelak di akhirat nanti jika ibu ikhlas bekerja sebagai ibadah kepada Allah. Ingatlah pula selalu hymne kebanggaan almamater ibu, Universitas Indonesia: ...dan mengabdi Tuhan dan mengabdi Bangsa dan Negara Indonesia. Semoga keberkahan dan rahmat Allah selalu menyertai ibu.

Brian A. Prastyo- Warganegara Republik Indonesia -

Ps: yg setuju dg pandangan saya, mohon berkenan menyebarkannya. yg tidak setuju silahkan lakukan apa yg anda mau.

Yours sincerely,
Muhammad Naufal Fileindi

http://naufalfileindi.blogspot.com

Tuesday, 4 May 2010

Teman

Semalem, seorang teman baik BBM gue. Dia mempertanyakan soal pertemanan. Karena katanya dia udah ga tau mana temen yang bener-bener tulus, dan mana yang ga tulus. Wajar, karena dia baru 'kehilangan' seseorang yang ngaku ke dia sebagai sahabatnya. Terus terang, gue juga ngerasa gitu. Walaupun blom sampe kehilangan juga sih (alhamdulillah)...

Menarik sih kalo kita mau omongin soal pertemanan, apalagi dari sudut pandang gue. Gue bukan orang yang gampang berteman. Tapi gue dengan cukup mudah bisa merasa deket sama orang. Terlepas dia temen gue atau bukan. Bahkan kadang gue suka nganggep seseorang, atau sekelompok orang, sebagai teman. Walaupun orang itu, atau kelompok itu, ga nganggep gue temen. Yah, ga kayak gue nganggep mereka temen lah paling ngga.

Tapi coba lo tanya ke diri lo sendiri deh, siapa sih temen lo? Atau lebih dalem lagi, kayak apa sih orang yang lo sebut 'temen' itu?

Terus terang buat gue, temen itu orang yang bisa nerima & ngerti gue kayak apa. Bisa DUKUNG gue, untuk hal-hal positif sih pastinya. Bukan orang yang dateng pas dia ada maunya doang, atau mau sama gue kalo keadaannya enak doang. Standar sih sebenernya definisinya, tapi ya emang kayak gitu. Karena sebenernya agak susah dealing sama gue. Gue orangnya keras banget, batu. Malah kadang suka ga peduli sama kata orang lain. Gue suka ngomong seenak udel gue, ga jarang malah kesannya ngatain atau sarkas. Padahal sih sebenernya gue blak-blakan aja orangnya. Face it, I'm a straight forward guy. Gue bukan tipe yang bisa basa basi. Itu sih bullshit doang.

Nah, kalo gue disuruh sebut siapa temen gue, bingung. Karena itu, blom tentu mereka nganggep gue temen mereka. Contoh, orang yang udah paling lama kenal sama gue, Iman Sjafei. Gue udah kenal sama dia dari SD, tapi baru deket banget jaman SMP lah. Dari waktunya, dia SEHARUSNYA jadi temen deket gue. Yah, gue ga nganggep dia temen sih, udah macem saudara aja. Mulai dari hal-hal kecil sampe hal-hal besar juga saling cerita. Tapi ya itu, dia nganggep gue kayak gitu juga apa ga, jujur, gue blom yakin kadang-kadang.

Trus jaman SMP, gue ada genk gitu. Dulu kita deket banget. Lulus SMA, paling cuma tegor-tegoran dikit aja. Soalnya ada yang ke Bogor, ada yang ke Surabaya, ada yang sekolahnya beda walau kotanya sama. Tapi yah itu, sejak SMA hubungan kita udah renggang. Bahkan sekarang, gue cuma punya kontak 1 orang doang. Itupun jarang kontakan karena susah dihubungin.

Masuk SMA, masuk jaman transisi. Karena gue anak pindahan, gue susah masuk ke lingkungan pertemanan yang udah kebentuk dari kelas 1 di sekolah itu. Pas naik ke kelas 2, gue pindah sekolah. Alhasil, paling cuma ada beberapa doang yang bisa gue sebut 'temen' saat SMA. Tapi untungnya, beberapa diantaranya masih ngebina hubungan yang cukup baik sama gue sampe sekarang. Masih jadi tempat curhat, main air soft gun bareng, main PES bareng, jalan bareng.

Kuliah, dulu kita dibagi-bagi ke kelas MPKT. Di situ gue nemuin temen-temen yang luar biasa. Emang sih, orang-orang yang di kelas itu hasilnya keren semua (termasuk gue hehehe...). Ada yang jadi wakil ketua BEM fakultas Plt, Korbid BEM UI, Abang Jakarta, Babe angkatan, ketua departemen BEM, finalis Duta Muda ASEAN, Mahasiswa Berprestasi Utama FHUI *ehem*, dan banyak lagi. Tapi yang paling keren lagi, justru di sini gue nemuin kelompok pertemanan yang paling solid yang masih bertahan sampe sekarang. Panggilan noraknya, KLM. Absen kelas MPKT-nya absennya dari K sampe M soalnya -____-"

Orang-orang di sini, Lidyar, Irza, Aldo, Lanang, Aya, Mita, Kenya, Babeh, Ibnu, adalah orang-orang yang baik banget. Gue blom nemuin 'temen-temen' sesolid ini sampe sekarang. For that, I thank you guys :)

Tapi ya itu tadi, apakah mereka ngerasain hal yang sama kayak gue? Bisa jadi. Bisa juga ngga.

Gue yakin banget temen yang beneran temen bakal tetep ada sampe kita tua. Yang mau jadi panitia kawinan kita, yang mau dateng pas akikah anak-anak kita, yang mau dateng ke acara ulang taun kita sesibuk apapun mereka, dan yang pasti, yang mau dateng pas kita meninggal.

Jadi, saran gue buat temen gue yang BBM semalem, dan buat diri gue sendiri sih, ga usah diambil pusing lah soal ini. Perbanyak aja koneksi, perbanyak 'temen', karena bisa aja temen sejati yang kita harapkan kecantol juga :)


Yours sincerely,
Muhammad Naufal Fileindi

http://naufalfileindi.blogspot.com

Monday, 3 May 2010

Test

Halo, nyoba posting dari email.
Yours sincerely,
Muhammad Naufal Fileindi

http://naufalfileindi.blogspot.com

Passion-Pendidikan

Pernah mendengar istilah ‘I hate Monday’? Saya yakin banyak dari pembaca yang familiar dengan istilah tersebut. Umumnya, istilah tersebut dikeluarkan oleh para karyawan perkantoran atau mahasiswa dan siswa sekolah. Dalam hal ini yang ingin saya soroti adalah dari perspektif karyawan kantoran. Kebanyakan dari mereka mengeluh bahwa dengan datangnya hari Senin maka mereka kembali ke rutinitas mereka. Bekerja, bekerja, dan bekerja hingga akhir minggu tiba lagi. Mereka seakan tidak menemukan kenikmatan dalam melakukan pekerjaan mereka. Mengapa bisa demikian? Karena pekerjaan mereka bukanlah passion mereka. Apa itu passion? Mengapa harus dengan menemukan passion kita? Akan dielaborasi lebih lanjut di bawah ini.

Passion adalah suatu dorongan, suatu hasrat, sesuatu yang sangat kita cintai dan nikmati. Padanan kata bahasa Indonesia yang tepat secara harfiah mungkin hasrat. Passion adalah sesuatu yang sangat kita gemari dan sukai, sehingga pada saat kita melakukannya maka kita akan melakukannya dengan sepenuh hati. Ada orang yang memiliki passion makanan, maka dia akan mengetahui segala macam makanan dari segala penjuru dunia. Ada orang yang passion-nya olahraga, maka dia akan mengetahui berbagai macam olahraga yang ada di dunia ini, atau bahkan menggeluti salah satu bidang olahraga yang sangat menarik untuk dia. Ada yang memiliki passion dalam bidang busana, maka ia akan dapat menunjukkan dengan lugas berbagai macam mode yang sedang in saat ini. Tidak jarang orang yang memiliki passion tertentu bahkan terjun dalam industri passion-nya sendiri. Pemilik passion makanan dapat membuka rumah makan, seorang perenang bisa menjalankan passion¬-nya yaitu olahraga renang, dan orang yang memiliki passion otomotif dapat terjun sebagai pembalap atau bahkan membuka bengkel. Yang pasti, selain dapat memberikan kepuasan batin, passion seseorang dapat ditransformasikan untuk memberikan keuntungan finansial bagi diri sendiri, dan memberikan manfaat untuk orang lain.

Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa dalam dalam melakukan sesuatu maka kita harus melakukan sesuai dengan passion kita, karena hasil yang akan didapatkan akan berkali-kali lipat. Orang-orang yang mengatakan hal tersebut mulai dari seorang yang secara profesional mengajarkan mengenai passion, hingga seorang tokoh fiktif dalam sebuah film. Seseorang yang telah sejak lama membahas mengenai passion ini adalah Rene Suhardono Canoneo, seorang career coach yang mengajarkan bahwa pekerjaan kita bukanlah karir kita apabila tidak dilakukan dengan passion. Contoh dari tokoh lain adalah Mochtar Kusumaatmadja. Menurut penuturan dari beberapa orang, Prof. Mochtar memiliki passion berupa hukum laut. Dengan passion¬-nya itu, beliau telah menelurkan konsep baru yang di kemudian hari memberikan keuntungan berupa keamanan, kewilayahan, dan ekonomi bagi Indonesia. Konsep tersebut adalah konsep negara kepulauan (archipelagic state). Saya pun berkesempatan untuk bertemu dengan orang lain yang bekerja dengan mengutamakan passion-nya. Beliau adalah Rahmat Soemadipradja, salah satu pendiri kantor hukum terkemuka di Jakarta. Bahkan beliau dengan lugas menyatakan bahwa, dan saya mengutip, ‘’jangan sia-siakan waktu dengan melakukan hal yang kamu tidak suka. Lakukan sesuatu yang kamu suka, dan apabila kamu hebat dalam melakukan hal tersebut, uang yang akan mencari kamu, bukan kamu yang mencari uang’’.

Yang mungkin sedikit nyeleneh adalah saya juga mengambil pernyataan dari salah satu tokoh dalam film 3 Idiots, Ranchoddas Chancadd. Ia pun mengatakan bahwa kita harus menjalani passion kita dalam hidup. Dalam film itu, Rancho, seorang yang passion-nya adalah rekayasa mesin, masuk ke suatu Institut Teknik terkemuka dan sukses menjadi peneliti yang memiliki 400 paten atas namanya.

Lalu apa hubungannya dengan pendidikan? Apa pula hubungannya dengan istilah ‘I hate Monday’ di atas? Banyak.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kebanyakan karyawan yang mengeluhkan datangnya hari Senin adalah mereka yang terbebani dengan pekerjaan mereka. Mereka tidak mencintai pekerjaan mereka karena mereka tidak bisa meneukan passion mereka dalam pekerjaan tersebut. Hal ini sudah terinkorporasi dalam sistem pendidikan kita, terutama sejak SMP hingga SMA. Sejak dulu, sistem pendidikan kita mengkotak-kotakkan muridnya berdasarkan IPA atau IPS. Padahal tidak sedikit murid IPS yang jago dalam fisika, atau murid IPA yang lihai dalam akuntansi. Seharusnya murid-murid dibebaskan untuk memilih mata pelajaran apa yang mereka sukai. Sesuai dengan passion mereka. Dibuat dalam sistem mayor-minor, layaknya sistem pendidikan di AS. Dengan demikian, pelajar dapat menemukan passion mereka sendiri sehingga pekerjaan yang mereka lakukan pun hasilnya akan maksimal. Apabila mayoritas pekerja kita sudah tidak bekerja lagi, melainkan sudah dalam tahap berkarya, maka Indonesia akan mencapai tahap yang dinamakan merdesa. Oleh karena itu, sistem pendidikan kita harus diubah secara bertahap menuju sistem pendidikan yang saya sebutkan karena hambatannya sangat besar. Namun, apabila kita melakukannya dengan niat, apapun dapat dilakukan.

Untuk penutup, akan saya hadirkan ucapan dari Rene Suhardono yang berbunyi ‘embrace your passion, live a life of action, and build our nation’. Mari capai merdesa dengan menemukan passion kita masing-masing.